Judul : Suku Amungme Dan Letak Geografi
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Suku Amungme merupakan suku bangsa yang berada di bagian pegunungan tengah kabupaten Mimika provinsi papua. Definisi dari suku Amungme ada dua kata yaitu : Amung artinya Utama dan Mee artinya Manusia (orang pertama ).Amungme berasal dari daerah Pingama (lembah baleim) Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata kurima yang artinya tempat orang berkumpul dan hitigima yang artinya tempat pertama kali para nenek moyang orang-orang Amungme mendirikan honai dari alang-alang.
Selain itu mereka percaya bahwa mereka adalah keturunan pertama dari anak sulung bangsa manusia, mereka hidup disebelah utara dan selatan pegunungan tengah yang selalu diselimuti salju abadi , dalam bahasa Amungme disebut nemangkawi (anak panah putih) , Orang Amungme.
Suku ini hampir sama persis dengan suku Damal dari segi adat isti adat bahasa matapencaharian dan kebiasaan lain yang sangat unik dan beranekaragaman.suku Amungme dan Damal ,memiliki marga yang sama seperti marga Uamang, Kelabetme , Kum,serta banyak marga lainnya , tetapi membedakan dari kedua suku ini adalah logat bahasanya, seperti bahasa Inggris dan Belanda Cuma membedakan dari logatnya .
Daerah pegunungan Tengah merupakan daerah ektrim, Saking kerasnya alam pegunungan ini telah membentuk karakter masyarakat Amungme menjadi keras, non kompromi, fair dan gentlemen serta selalu melakukan tindakan preventif dalam segala aktivitas sehingga suku Amungmme menggangap dirinya penakluk, pengusa serta pewaris alam amungsa dari tangan Nagawan Into (Tuhan).
Amung-kal adalah bahasa yang digunakan oleh orang Amungme yang hidup disebelah selatan.kata lain bahasa Amungme adalah (Neungkikal artinya Bahasa Utuh) Sedangkan Damal-kal untuk orang Amungme yang hidup di sebelah utara.atau suku Damal Maka dari itu dalam suku Amungme terdapat dua bahasa. Selain itu suku Amungme juga memiliki bahasa simbol yang berbeda dengan bahasa komunikasi sehari-hari yaitu Aro-a-kal adalah jenis bahasa simbol yang paling sulit dimengerti dan dikomunikasikan, serta Tebo-a-kal sebagai jenis bahasa simbol yang hanya diucapkan sewaktu berada di wilayah tertentu yang dianggap keramat.
Jadi suku ini berada pada ketinggian 6000 km dari permukaan laut ,dengan demikian suku amungme berada pada titik pusat,letak geografis bagian utara perbatasan dengan suku Damal , bagian selatan perbatasan dengan suku Kamoro ,timur perbatasan dengan suku Moni dan bagian barat perbatasan dengan suku Nduga .dari bagian perbatasan- perbatasan ini mereka memiliki dua bahasa sesuai perbatasannya,seperti amungme yang tinggal di kampung Aroanop memiliki bahasa Amungme dan Moni , tinggal di kampung Alama memiliki bahasa Amungme dan Nduga,di kampung Agimuga memiliki bahasa Amungme dan Kamoro dan di kampung Hoya memiliki bahasa amungme dan Damal.
Dari Suku Bangsa Amungme berada di Kabupaten Mimika,suku ini memiliki beragam marga mulai dari batas geografisnya di Jigi pembatasan Kabupaten Puncak Ilaga ,Mugi pembatasan dengan kabupaten Ndugama sampai dengan jelama tagal pembatasan kabupaten Intan jaya
Selain bahasa dan asal mula suku Amungme telah menggunakan uang tukar resmi (rupiah) sebagai alat jual-beli, tidak lagi menggunakan sistem barter. Barang-barang yang dijual masih sangat terbatas, seperti: makanan pokok; petatas, keladi, umbi-umbian, minyak goreng, sayur-mayur, alat jahit-menjahit sederhana,
kebutuhan rumah tangga sehari-hari lainnya seperti garam, sabun dan rokok,suku ini memiliki garam air yang mengalir dari batu. Suku ini biasanya mereka memasak air garam ini dengan menggunakan drum tuangkan beberapa liter air garam akan jadi garam batu ( Kela Pel ) dan nikmati hasilnya ,sebagian dijual sama suku lainnya,rokok adat suku amungme adalah tembakau mereka guling menggunakan daun pisang kering dandaun buah pandang , sabun mandi bagi suku ini biasanya menggunakan daun kayu (Nogolek Nogol) dan pula menggunakan gemuk babi untuk menghilangkan debu saja..
Saat ini budaya barter maupun alat tukar Eral sudah tidak pernah lagi digunakan oleh sebagian besar suku Amungme yang tinggal di perkotaan atau berdampingan dengan budaya kota. Berbeda dengan masyarakat suku Amungme yang tinggal di pedalaman bagian Utara, yaitu di daerah pegunungan masih menggunakan Eral dan adat lainnya.
Selanjutnya suku Amungme juga mempunyai pengetahuan yang luar biasa diterapkan secara lisan pada anak cucunya agar mereka juga turut mengikuti aturan dan kebiasaan yang ditetapkan oleh adat suku Amungme secara turun – temurun dari nenek moyang , seperti 10 perintah hukum taurat Musa. Sebelum injil masuk pun sudah ada aturan hukum adat tersebut seperti: perkawinan satu marga/garis keturunan , berzinah , mencuri , membunuh, semua hukum adat ini sudah ada sejak Tuhan menetapkan suku Amungme di bumi Amungsa sampai injil masuk di Tanah Papua pun masih berlaku aturan itu , kalau melanggar secara adat harus dihukum mati tidak ada ampun bagi yang melanggar aturan adat suku Amungme.
Bab II. Suku Bangsa Amungmee
2.1 Arti Amungme
Suku Amungme merupakan suku bangsa yang berada di bagian pegunungan tengah kabupaten Mimika provinsi papua. Definisi dari suku Amungme ada dua suku kata yakni : Amung artinya Utama dan Mee artinyaManusia (orang pertama )arti ini sangat luas, suku lain juga mereka menganggap saya orang pertama namun suku ini juga membandingkan dengan sejarah turun – temurun dari lembah baliem dengan nama kurima (tempat orang kumpul) dan hitigima yang artinya tempat pertama kali para nenek moyang orang-orang Amungme mendirikan honay dari alang-alang,dan dasar bahasa yang ada di lembah baliem tempat keluarnya suku bangsa dari pegunungan tengah adalah bahasa Amungme (neungkikal) yang artinya bahasa utuh .
Bahasasuku Bangsa Amungme adalah (Amungkal) berarti bahasa Amungme dari suku ini beragam bahasa seperti Aro-a-kal jenis bahasa simbol yang paling sulit dimengerti dan dikomunikasikan, serta Tebo-a-kal sebagai jenis bahasa simbol yang hanya diucapkan sewaktu berada di wilayah tertentu yang dianggap keramat.serta di bagian pembatasan memiliki dua bahasa yang berbeda seperti bahasa moni,damal,amungme,kamoro,dan nduga,dari suku ini saling mengenal marga dan orang – orang ternama seperti menagawan , kalwang, dewan adat , wem-wang, dan wem-mum,(kepala perang) untuk menjadi pemimpin tidak ditentukan oleh garis keturunan, seorang pemimpin dapat muncul secara alamiah oleh proses waktu dan situasi sosial serta lingkungan ekologis yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan tradisonal pada tingkat budaya mereka sendiri.
2.2 Marga
Suku Amungme memiliki beragam marga yang ada di atas tanah Amungsa Kabupaten Mimika mulai dari kampung Bella , Alama, Opiliga, Noema, Jila,Hoya,Stinga , WaaBanti , Aroanop , Agimuga , Dan Kota Timika.dari sekian kampung ini memiliki beberapa marga sebagai berikut:
1. Egatmang 12.Dolame
2. Uamang 13.Dekme
3. Kelabetme 14.Tsunme
4. Kum 15.Mesawarol
5. Jawame 16.Kasiamol
6. Amisim 17.Aim
7. Anggaibak 18.Amokwame
8. Alomang 19.Piligame
9. Stugumol 20.Oanmang
10. Kelanangame 21.Murib
11. Dolame 22.Onawame
23. Senawatme 37.Omabak
24.Mamukang 38.Tenbak
25.Ogolmagai 39. Beanal
26.Obagame 40.Magal
27.Oneyoma 41.Jamang
28.Stenamum 42.Natkime
29.Kiwak 43.Omaleng
30.Ilimagai 44.Bugaleng
31.Wandikbo 45.Janampa
32.Wandik 46.Diwitau
33.Kemong 47.Dimpau
34.Pinimet 48.Amingkawak
35.Misini 49.Katagame
36.Tugubal 50.Kwalik
Dan juga banyak yang belum diketahui dan belum muat dalam makalah ini
2.3 Adat Dan Kebiasaan
Adat dan kebiasaan suku amungme sama dengan pegunungan lainnya dari pembuatan api menggunakan rotan ,bambu hutan dan kayu kusus yaitu(emil_kamil) kayu lainnya bisa juga namun yang paling tepat yaitu emil_kamil.
segi memasaknya,seperti bakar batu,harta perkawinan yang ditetapkan ialah, Babi 15 ekor dan kulit biak ,uang rupiah paling rendah 50 juta dan paling tinggi 100 juta rupiah,menerima tamu dari kampung lain atau ,suku lain biasanya dengan terhormat secara adat barapen dan makan bersama. Pakaian adat mereka adalah koteka dari buah labu dan tawar dari kulit kayu serta bentuk lainnya,namun zaman ini sudah mengenal perkembangan teknologi maka di kota tidak menggunakan pakaian adat ,tetapi dikampung masih menggunakannya.
Alat senjata yang digunakan dari suku Amungme adalah panah (mangi) , tongkat (putol),tombak (kowang)dan kampak batu(pop me ),kali ini alat tradisi senjata ini di gunakan untuk berburu,perhiasan saat pesta-pesta adat dan juga digunakan saat perang.
Tempat penginapan suku ini Zaman purbalisasi mereka tidur di dalam goa batu(kela are) rumah merekaberbentuk honai(hitongoi) ,kebiasaan mereka honai ada dua yaitu per keluaraga harus memiliki satu honai perempuan dan sekumpulan laki-laki membentuk satu honailelaki.
2.4 Mata Pencaharian Suku Amungme
Mata pencaharian suku amungme adalah bercocok tanam/pekebun , berburu ,peternakan. Keunikan suku Amungme adalah dari mata pencahariannya dengan cara bercocok tanam. Kopi merupakan hasil yang cukup memuaskan, bukan hanya untuk dikonsumsi masyarakat, melainkan kopi ini diproduksi ke berbagai daerah dan menambah penghasil masyarakat. Suku Amungme di Kabupaten Mimika, Papua kini bisa memetik keuntungan dari lahan kopi milik mereka. Dari penjualan terbatas kepada ekspatriat, kini kopi Amungme bisa menjelajah Papua.ada juga sayur –mayur seperti kol,labu,bayam, wortel ,jagung,pepaya, di dataran tinggi namun saat ini bumi Amungsa bagian dataran rendah bisa menanam padi di kabupaten mimika.
warga dari suku Amungme memilki mata pencaharian berburu, meskipun berburu bukanlah mata pencaharian utama (pokok) diamungsa. Selain dilakukan sebagai mata pencaharian, berburu juga dilakukan segai hobi atau kegemaran warga Amungme Hal ini membuat berburu menjadi salah satu sistem mata pencaharian hidup yang cukup diperhitungkan.
Adapun beberapa hewan yang menjadi mangsa buruan suku Amungme adalah, babi hutan, kuskus, biawak,burung kasuari,mambruk,kaka tua dan buaya. Hewan-hewan ini dilakukan di hutan sekunder, dibekas-bekas ladang yang sudah ditinggalkan, di tepi sungai dan juga di hutan rimba primer. Perburuan pun dilakuakn dengan menggunakan senjata sederhana, seperti tombak, parang, panah, tongkat, dan alat tradisional lainnya yang berupa perangkap. Cara berburu yang paling terkenal di suku Amungme adalah berburu dengan cara membawa anjing ke hutan , dengan anjing bisa dapat dengan cepat hasil berburunya
.Beternak adalah aspek lain dari ekonomi suku Amungme kabupaten mimika, Papua yang terkait dengan sistem keuangan. Tujuan utama bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri terhadap daging, tetapi untuk memperoleh uang kulit kerang atau alat tukar Suku Amungme yang dikenal dengan istilah epam.
Pembagian peran dalam keluarga Suku Amungme memosisikan kaum wanita yang mengurusi hewan ternaknya. Namun seorang pria juga dapat mengerjakannya, kebunnya bagi pria yang tidak mempunyai istri, ibu, atau saudara perempuan diperbolehkan mengurusi hewan ternak sendiri. Sementara bagi para jejaka sering menganggap diri mereka tidak layak untuk mengurusi hewan ternak.
Masyarakat Suku Amungme kebanyakan menjadikan babi sebagai hewan ternak. Karena dalam pemeliharaan babi paling menguntungkan bagi masyarakat yang berekonomi lemah , pada saat pesta adat ,peresmian bangunan apa saja , mereka wajib membawa per orang perekor babi. Dalam pesta adat . pada saat memelihara babi mereka menempatkan dalam kandang, dan juga tidak di tempat yang dipagari. Mereka membiarkan babi ternak berkeliaran dan mencari makan di sekitar halaman rumah sampai waktunya mereka menjual/pesta adat dan sebagainya.
2.5 Tari Dan Music
Tarian adat suku amungme adalah tari suanggi ,goyang secara putar lingkaran ada pula sepertiseka namun membentuk segi empat secara buka-tutup (weitak alan borat) dan bernyanyi saat semalaman di honai antara pria dan wanita saling membalas sambil membagi harta milik wanita pria dan sebaliknya pria pada wanita( tem ) serta harmoni music(pingkol) saat subu di honai lelaki dan seruling (waau) saat tertentu dengan menggunakan bambu hutan primer.
Perhiasan mereka secara umum sangat unik dan penting bagi masyarakat pegunungan tengah dalam adat dan tradisinya berupa pakaian adat sepertinya koteka,tawar,bulu kasuari,sayap urib,galung,bunga anggrek,gelang , gigi babi,serta noken papua buatan kulit kayu.
Bab III Penutup
3.1Kesimpulan
Dari suku Bangsa Amungme memiliki beraneka ragaman hayati adat isti adat tradisi kebiasaan lainnya ,dari amungme yang ada di pesisir pantai ,lembah hingga gunung hampir semua sama dengan masyarakat pegunungan tengah. Cuman membedakan hanya bahasanya saja namun segi lain hampir sama semua pegunungan tengah .
Mulai dari penciptaan api , memasak,berpakaiannya, tempat hinapnya, menyelesaikan masalahnya,pesta adat, perhiasan serta maskawin semuanya sama dengan masyarakat pegunungan tengah. Namun yang membedakan adalah tari yaitu ada waite,weitak,dan betek jadi ketiga ini yang membedakan,duka saat meninggalnya keluarga ini masyarakat pegunungan tengah membedakan dari tiga hal: mandi pecek,potong tangan dan duka biasa seta bahasanya sangat membedakan dari suku kepada suku lainya saling tidak mengenal bahasanya, tetapi semua adat dan kebiasaan pada suku Amungme dan suku yang ada di pegunungan tengah hampir semua sama.
3.2 Saran
Saran penulis kepada bapak dosen pengajar etnografi papua bahwah kita sebagai manusia yang lemah dan berkekurangan pasti ada kurang lebihnya serta salah penulisan kata-kata dihadapan bapak mohon dimaafkan
Sekian dan terimakasih GBU